MOTIVASI

on Minggu, 16 Oktober 2011

Kekuatan Hati Melebihi Kekuatan Pikiran

Dalam berbagai training dan seminar motivasi, seringkali para motivator mengajarkan kita untuk selalu berpikir positif. Dalam berbagai tulisan, artikel dan buku-buku motivasi, para motivator dan penulis juga mengajarkan kita berpikir positif untuk meraih kesuksesan. Banyak orang sangat meyakini bahwa kekuatan pikiran positif dapat membawa manusia meraih kesuksesan dalam mencapai tujuannya. Memang, tidak diragukan lagi, kalau kekuatan pikiran positif ini dan membawa manusia pada kesuksesan dalam meraih tujuannya. Mereka yang dapat mengarahkan pikirannya selalu kearah positif, maka diyakini bahwa hasilnya adalah sesuatu kehidupan yang positif juga.

Meskipun demikian, kita sebagai manusia yang memiliki keyakikan keimanan kepada Allah, sebaiknya menyadari bahwa bukan hanya mengandalkan kekuatan otak semata, bukan hanya mengandalkan akal dan kekuatan pikiran semata. Karena sesungguhnya ada kekuatan lain yang lebih dahsyat dari kekuatan otak, akal dan pikiran. Kekuatan ini bukan hanya mengantarkan manusia meraih sukses namun juga mampu mengantarkan manusia pada kemuliaan hidup. Yakni kekuatan hati atau kekuatan hati yang positif, kekuatan hati yang jernih. Kekuatan hati ini memiliki kedahsyatan yang melebihi kekuatan pikiran manusia. Karena hati adalah rajanya, hatilah yang mengatur dan memerintahkan otak, pikiran dan panca indra manusia.

Tuhan melalui berbagai ajaran yang dibawa oleh para Nabi, maupun melalui kitab suci-NYA telah mengajarkan kepada manusia untuk senantiasa mendengarkan suara hati nuraninya. Mengajarkan manusia untuk dapat memelihara kejernihan hatinya, sehingga sifat-sifat mulia yang tertanam dalam hati dapat memancar ke permukaan. Karena di dalam hati manusia sudah tertanam " built in" percikan sifat-sifat "Illahiah" dari Allah Tuhan Sang Pencipta Kehidupan. Diantara sifat-sifat mulia Allah yang tertanam dalam hati manusia adalah sifat kepedulian, kesabaran, kebersamaan, cinta dan kasih sayang, bersyukur, ikhlas, damai, kebijaksanaan, semangat, dan lain sebagainya. Karena itu sesungguhnya kekuatan hati ini sangat "powerfull" untuk meraih kesuksesan dan kemuliaan dalam segala bidang kehidupan.

Di dalam hati tempatnya pusat ketenangan, kedamaian, kesehatan, dan kebahagiaan sejati yang hakiki. Bahkan hati merupakan cerminan dari diri dan hidup manusia secara keseluruhan. Di dalam hati terdapat sumber kesehatan fisik, kekuatan mental, kecerdasan emosional, serta penuntun bagi manusia dalam meraih kemajuan spiritualnya. Hati menjadi tempat di mana sifat-sifat mulia dari Allah swt Sang Pencipta Kehidupan bersemayam. Hati adalah tempat dimana semua yang hal yang terindah, hal yang terbaik, termurni, dan tersuci berada di dalamnya.

Dengan demikian, kekuatan hati ini sangat "powerfull" dan sangat dahsyat dalam membawa manusia meraih sukses dan kemuliaan dalam segala bidang kehidupan. Hati yang jernih akan melahirkan pikiran-pikiran yang jernih dan pada akhirnya melahirkan tindakan-tindakan mulia berdasarkan suara hati nurani. Kejernihan hati dapat menjadikan manusia menjadi mampu betindak bijaksana, memiliki semangat positif, cerdas dan berbagai sifat-sifat mulia lainnya. Dengan hati yang jernih, kita dapat berpikir jernih dan menjalani kehidupan dengan lebih produktif, lebih semangat, lebih efisien dan lebih efektif untuk meraih tujuan.

Hati adalah kunci hubungan manusia dengan Tuhannya. Karena Hati adalah tempat bersemayamnya Iman, dengannya kita bisa berkomunikasi dengan sang Khaliq. Hati juga menjadi kunci hubungan dengan sesama manusia. Hubungan yang dilandasi kejernihan hati dapat menjadikan hubungan yang lebih sehat, baik dan konstruktif dengan siapapun. Karena hubungan yang dilandasi kejernihan hati akan mengedepankan kasih sayang, kejujuran, kebersamaan dan saling menghormati. Hubungan dengan manusia akan terasa menyenangkan, menghadirkan kedamaian dan kebahagiaan. Dengan demikian akan semakin banyak orang lain yang akan memberikan dukungan bagi kesuksesan kita.

Dalam meraih kesuksesan sebaiknya jangan hanya mengandalkan kekuatan otak semata. Karena otak atau pikiran merupakan sesuatu yang terbatas dan bersifat sementara. Berusahalah menggunakan kekuatan hati nurani, menggunakan kekuatan kejernihan hati dengan seimbang. Gunakanlah kekuatan hati yang positif, karena dialah sesungguhnya diri sejati Anda. Hatilah tempat sifat mulia Allah swt Sang Pencipta bersemayam di dalam diri kita. Dengan senantiasa menggunakan kekuatan hati, mendengarkan suara hati, akan membawa manusia menjalani kehidupan dengan penuh kedamaian dan kebahagiaan. Kalau seseorang dapat merasakan kedamaian hati dan kebahagiaan hati, maka akan memiliki hidup yang penuh dengan Sukses dan kemuliaan.

Namun, berbagai godaan kehidupan modern seringkali dapat mengotori kejernihan hati. Sikap egoisme, mementingkan hawa nafsu, mengikuti ambisi meraih kekuasaan dengan menghalalkan segala cara dan berbagai emosi-emosi negatif seperti amarah, dendam, benci dan iri hati dapat menjadikan kejernihan hati terbelenggu, Hati yang terbelenggu cahaya kejernihannya tidak dapat memancar ke permukaan. Inilah yang dapat melemahkan kehidupan spiritual umat manusia. Kalau dibiarkan, dapat menjadikan kita semakin sulit mendengarkan bisikan hati dan lebih mempercayai atau mengandalkan kemampuan otak serta produk-produk pikiran atau akal semata. Inilah yang akan melahirkan ketidak seimbangan antara kemampuan nalar dengan hati nurani, sehingga melahirkan berbagai masalah dalam kehidupan.

Lantas bagaimana agar kita dapat menjaga kejernihan hati dalam kehidupan modern ini ? Bagaimana dapat memelihara kejernihan hati sehingga cahayanya dapat memancar ke permukaan ? Buku "Heart Revolution, Revolusi Hati Nurani Menuju Kehidupan Penuh Potensi" karya Eko Jalu Santoso yang diterbitkan Elex Media Komputindo, mengajarkan bagaimana menjaga kejernihan hati. Buku ini secara runtut membahas bagaimana proses penjernihan hati sampaimengaktifkan kekuatan hati. Sebagaimana komentar dari Dr. Muhammad Syafii Antonio, Chairmain Tazkia Business School yang mengatakan, "Buku ini dengan sangat baik mempetakan berbagai pola hidup yang melupakan hati, kemudian berusaha untuk menemukan suara hati yang murni lantas memberdayakannya. Jika hati sudah terberdayakan maka akan terciptalah revolusi diri dan revolusi kehidupan yang pada gilirannya revolusi ummat, berhijrah kearah yang lebih baik."

Sahabat semuanya, Jangan hanya mengandalkan kekuatan pikiran semata, tetapi dengarkanlah suara hati nurani Anda. Jadikanlah hati nurani Anda sebagai pembimbing dalam setiap langkah kehidupan. Berusahalah menagah kejernihan hati, agar rahmat dan berkah dari Allah senantiasa mengalir dan memberikan yang terindah untuk hati, perasaan dan seluruh diri kita. SEMOGA BERMANFAAT.

SEBAIKNYA LELAKI MENIKAHI GADIS

on Jumat, 23 September 2011

SEBAIKNYA LELAKI MENIKAHI GADIS

Nabi Muhammad Saw, menganjurkan umat Islam untuk menikah dengan wanita-wanita yang perawan atau gadis (al-Abkar) daripada janda, berikut diantara hadits dan sebab turunnya hadits tersebut.

1. Teks Hadits


ابِرْ إِبْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
أَخْرَجَهُ الْإِمَامْ أَحْمَدْ وَ أَصْحَابُ الْكُتُبُ السِّتَّةَ سِوَى التِّرْمِذِى عَنْ جَ
قَالَ. قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : “فَهَلاَّ بِكْراً تُلاَعِبُهَا وَ تُلاَعِبُكَ وَ تُضَاحِكُهَا وَ
تُضَاحِكُكَ

Dikeluarkan oleh Imam Ahmad dan Imam pengarang Kutub al-Sittah, kecuali al-Tirmidhi, dari Jabir ibn ‘Abdillah ra., ia berkata, Rasulullah Saw bersabda: “Mengapa kamu tidak menikah dengan gadis, kamu bermain dengannya dan ia bermain denganmu, kamu bersenda gurau dengannya dan ia bersenda gurau denganmu.”

2. Asbab Wurud al-Hadits


كَمَا فِي مُسْلِمِ –عَنْهُ قَالَ : كُنَّا فِي مَسِيْرِ مَعَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَ أَنَا عَلَى نَاضِحِ, إِنمَّاَ
هُوِ فِي اَخِرِيَاتِ النَّاسِ. فَضَرَبَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَوْ قَالَ نَخْسُهُ اَرَاهُ بِشَيْءٍ كَانَ مَعَهُ, قَالَ : فَجَعَلَ بَعْدَ ذَلِكَ يَتَقَدَّمُ النَّاسِ
يُنَازِعْنيِ حَتَّى إِنِّي لَأَكْفَهُ,
فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أُتْبِيْعِهِ بِكَذَا وَكَذَا وَاللهُ يَغْفِرُ لَكَ؟ قَالَ: قُلْتُ نَعَمْ, قَالَ: ثَيْباً أَمْ بِكْراً؟
قَالَ: قُلْتُ ثَيْباً. قَالَ: فَهَلاَّ بِكْراً تُلاَعِبُهَا وَ تُلاَعِبُكَ وَ
تُضَاحِكُهَا وَ تُضَاحِكُكَ

Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Ahmad, dan pengarang Kutub al-Sittah, kecuali Imam al-Tirmidhi. Sebagaimana disebutkan juga dalam Muslim, dari Jabir ibn ‘Abdullah, ia berkata: “Suatu ketika, kami sedang dalam perjalanan bersama Rasulullah Saw, dan usiaku mencapai kematangan, dimana usia ini dikatakan akhir dari masa membujang. Kemudian Rasulullah Saw, memberiku semangat dan motivasi untuk menikah. Beberapa waktu kemudian orang-orang mendahuluiku menikah, sehingga aku tertinggal. Rasulullah Saw bersabda: ”Ikutilah dia dengan ini dan ini (menikah), dan Semoga Allah Swt, mengampunimu.” Aku menjawab, “Ya”. Rasul bertanya, “Janda atau perawan?”. Aku menjawab, “Janda”. Kemudian Rasulullah berkata, “Mengapa kamu tidak menikah dengan gadis, kamu bisa bermain dengannya dan ia bermain denganmu, kamu bersenda gurau dengannya dan ia bersenda gurau denganmu,”

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Rasulullah Saw, sepulang dari Perang dhat al-Riqa’ bertanya Jabir, “Ya Jabir, apakah engkau sudah menikah?” Jabir menjawab, “Sudah, Ya Rasul.” Beliau bertanya, “Janda atau perawan?” Jabir menjawab, “Janda.” Beliau bersabda, “Kenapa tidak gadis yang engkau dapat saling mesra bersamanya?” Jabir menjawab, “Ya Rasulullah, sesungguhnya ayahku telah gugur di medan Uhud dan meninggalkan tujuh anak wanita. Karena itu aku menikahi wanita yang dapat mengurus mereka.” Nabi bersabda, “Engkau benar, insya Allah.”


3. Fiqh al-Hadits


هَلاَ يَطْلُبُ بِهَا حُصُوْلُ النِّسْبَةِ, وَلِهَذَا إِمْتِنَعِ هَلْ عِنْدَكَ عُمُرْ وَ أُمُّ بَشَرْ بِالْإِتِّصَالِ دُوْنَ الْإِنْقِطَاعِ, ذَلِكَ يَنْشَاءُ عَنِ الْأَلِفَةِ التَّامَّةِ. فَإِنَّ الثَّيْبَ قَدْ تَكُوْنُ مُعَلَّقَةُ الْقَلْبِ بِالزَّوْجِ الْأَوَّلْ فَلَمْ يَكُنْ لَهَا مَحَبَّةً كَامِلَةً بِخِلَافِ الْبِكْرِ.

Hadits ini mengajarkan untuk berusaha mendapatkan sandaran dalam hidup atau keturunan. Dengan menikah kita bisa menjalani kehidupan bersama dan tidak berpisah. Karena pernikahan akan membentuk rasa kasih sayang yang sempurna. Seorang janda, ia telah memiliki hubungan atau ikatan hati yang kuat dengan suaminya yang pertama, sehingga cintanya tidak bisa sempurna. Hal ini berbeda dengan gadis, rasa cinta yang tumbuh di dalam hatinya bisa sempurna.


Nabi Muhammad Saw, menganjurkan menikah dengan seorang wanita yang perawan atau seorang gadis, karena mereka yang belum pernah dinikahi masih punya sifat-sifat alami seorang wanita. Penuh rasa malu, manis dalam berbahasa dan bertutur, manja, takut berbuat khianat, dan tidak pernah ada ikatan perasaan dalam hatinya. Cinta dari seorang gadis lebih murni karena tidak pernah dibagi dengan orang lain, kecuali suaminya.

Menikahi gadis (wanita yang masih perawan) akan melahirkan cinta yang kuat dan mengukuhkan pertahanan dan kesucian.


Namun, dalam kondisi tertentu menikahi janda kadang lebih baik daripada menikahi seorang gadis. Ini terjadi pada kasus seorang sahabat bernama Jabir.

SIFAT-SIFAT WANITA YANG IDEAL UNTUK DINIKAHI

SIFAT-SIFAT WANITA YANG IDEAL UNTUK DINIKAHI

Pernikahan ditujukan untuk bisa mengambil kenikmatan (satu sama lainnya) dan untuk membina rumah tangga yang SAKINAH MAWADDAH WA RAHMAH serta masyarakat yang baik. Oleh karena itu maka wanita yang ideal untuk dinikahi ialah wanita yang diharapkan nantinya dapat mewujudkan kedua tujuan tersebut dengan sempurna yaitu wanita yang disifati dengan kecantikan paras secara FISIK dan MAKNAWI.

Maka wanita yang cantik parasnya adalah wanita yang sempurna fisiknya, karena seorang wanita itu jika dia cantik saat dipandang, lembut tutur katanya, maka matapun manjadi sejuk untuk memandanginya dan telingapun tenteram mendengarkan tutur katanya, sehingga hatipun terbuka untuknya dan dada menjadi lapang menerimanya serta jiwapun tenteram bersamanya dan terwujudlah apa yang difirmankan Allah Subhaanahu wa Ta’ala :
Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang” (QS. Ar Rum : 21)

Kecantikan maknawi yaitu kesempurnaan agama dan akhlak, sehingga manakala wanita tersebut adalah wanita yang taat beragama dan berakhlak mulia maka dia menjadi lebih dicintai oleh setiap jiwa dan lebih selamat akibatnya. Maka wanita yang beragama, dia akan taat menjalani perintah Allah, senantiasa menjaga hak-hak suami, rumah tangga serta anak-anak dan harta suaminya. Senantiasa membantu suami untuk menunaikan ketaatan kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala di kala suami ingat kepadaNya.

Jika suami malas maka dia yang menyemangatinya, jika suami marah maka dia yang membuatnya ridha. Sedangkan wantia yang berakhlak adalah wanita yang memberikan belaian kasihnya kepada suami dan menghormatinya. Selalu menyegerakan apa yang disukai suami dan tidak menunda-nunda sesuatu yang disuka suami. Dan Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya tentang wanita yang bagaimanakah yang baik? Maka beliau menjawab :
Yaitu wanita yang menyenangkan suami jika dipandang dan mentaati suami jika diperintah dan tidak mengkhianati suami pada dirinya sendiri dan tidak mengkhianati hartanya dengan sesuatu yang ia benci”.
(HR. Ahmad dan Nasaai)

Dan beliau Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
Nikahilah oleh kalian wanita yang penuh kasih lagi subur karena sesungguhnya aku merasa bangga dengan banyaknya kalian dihadapan para nabi, atau beliau menyatakan: dihadapan segenap umat
(HR. Abu Daud dan An Nasaai)

Maka apabila memungkinkan untuk mendapatkan wanita yang memenuhi kriteria wanita yang CANTIK PARASnya dan CANTIK BATINnya maka ini adalah kesempurnaan dan kebahagiaan dengan taufik dari Allah Subhaanahu wa Ta’ala.

WANITA SHALIHAH

on Rabu, 14 September 2011

Tidak banyak syarat yang dikenakan oleh Islam untuk seorang wanita untuk menerima gelar SHALIHAH, dan seterusnya menerima pahala syurga yang penuh kenikmatan dari Allah s.w.t. . Mereka hanya perlu memenuhi 2 syarat saja, yaitu:

1. Taat kepada Allah dan RasulNya
2. Taat kepada suami


Perincian dari dua syarat di atas adalah sebagai berikut:


1. Taat kepada Allah dan RasulNya

Bagaimana yang dikatakan taat kepada Allah s.w.t. ?

a) Mencintai Allah s.w.t. dan Rasulullah s.a.w. melebihi dari segala-galanya.
b) Wajib menutup aurat
c) Tidak berhias dan berperangai seperti wanita jahiliah
d) Tidak bermusafir atau bersama dengan lelaki ajnabi kecuali ada bersamanya mahramnya.
e) Sering membantu lelaki dalam perkara kebenaran, kebajikan dan takwa
f) Berbuat baik kepada dua ibu bapak
g) Senantiasa bersedekah baik itu dalam keadaan susah ataupun senang
h) Tidak berkhalwat dengan lelaki ajnabi
i) Bersikap baik terhadap tetangga

2. Taat kepada suami

a) Memelihara kewajiban terhadap suami
b) Senantiasa menyenangkan suami
c) Menjaga kehormatan diri dan harta suaminya semasa suami tiada di rumah.
d) Tidak cemberut di hadapan suami.
e) Tidak menolak ajakan suami untuk tidur
f) Tidak keluar tanpa izin suami.
g) Tidak meninggikan suara melebihi suara suami
h) Tidak membantah suaminya dalam kebenaran
i) Tidak menerima tamu yang dibenci suaminya.
j) Senantiasa memelihara diri, kebersihan fisikal dan kecantikannya serta kebersihan rumahtangga.

MUHASABAH

on Minggu, 21 Agustus 2011

MUHASABAH

Kehidupan modern dengan berbagai informasi bisnis dan teknologi (lewat iklan), cenderung mengarah pada terbentuknya pola hidup yang berorientasi pada nilai-nilai materialistik, individualistik dan konsume-risme. Menghadapi kondisi kehidupan yang demikian, tidak mustahil bagi yang lemah imannya terjangkit penyakit "cemburu/iri-hati/berprasangka buruk" ter-hadap kelebihan materi/rizki orang lain; mengalami tekanan kejiwaan atau "stress" yang sangat berat; atau melakukan perbuatan-perbuatan nekad, me-nempuh jalan pintas ("budaya menerabas") untuk mencapai tujuan tertentu.

Dampak negatif demikian dapat kiranya ditangkal, sekiranya kita memahami dan menghayati nilai keimanan yang terkandung dalam tuntunan Al-Qur'an, surat An-Nisaa': 32 :

Dan janganlah kamu irihati terhadap apa yang dikaruniakan/ ditetapkan Allah kepada sebagian kamu lebih dari sebagian yang lain, (karena) bagi orang laki-laki dan perempuan ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu ".


Dalam ayat di atas digunakan kata-kata "fadhdho-lallaah" (yang ditetapkan/dilebihkan Allah). Kata "fadhola" atau "afdhol" secara harfiah dapat berarti "ditetapkan" (to remain) atau "lebih baik" (better than). Apa "yang ditetapkan" atau "dilebihkan" Allah itu dapat berupa "rizki harta/kekayaan, pangkat/kedudukan, ilmu/gelar, kecantikan/ ketampanan dsb.".

Jadi ajaran keimanan menuntun kita untuk tidak perlu iri terhadap kelebihan orang lain; dan oleh karena itu tidak perlu stress dan tidak perlu mengambil jalan pintas dengan melakukan perbuatan tidak terpuji.

Sebaliknya, bagi orang yang mendapat "kelebihan rizki" dari Allah, agama juga memberikan tuntunan untuk tidak terlalu individualistik, tetapi harus juga memberikan/meratakan rizkinya kepada orang lain yang berhak. Perhatikan misalnya tuntunan di dalam Q.S. An-Nahl: 71:

"Dan Allah "melebihkan" sebagian kamu dari yg. lain dalam hal rizki, tetapi orang-orang yg. dilebihkan (rizkinya) itu tidak mau memberikan kepada budak-budak yang mereka miliki (bisa dibaca: "karyawan", pen.) agar mereka sama (merasakan) rizki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?".

KHUTBAH JUM'AT

on Kamis, 18 Agustus 2011

PENGARUH DOSA DAN MAKSIAT TERHADAP UMAT

KHUTBAH PERTAMA

Amma ba’du:
Ibadallah! Bertakwalah kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Taatlah kepadaNya, rasakanlah selalu pengawasanNya dan jangan durhaka kepadaNya.
Ibadallah! Allah telah memberikan anugerah yang luar biasa kepada umat ini. Allah Subhanahu Wata’ala menjadikannya sebagai umat pembimbing dan pemimpin. Allah memilihnya untuk mengemban risalah dan menurunkan Kitab SuciNya yang paling agung kepada umat ini. Allah berjanji memberikan pertolongan jika umat ini mau menolong agamaNya. Dan Allah Subhanahu Wata’ala berjanji memberikan kemuliaan dan kejayaan jika umat ini mau berpegang teguh pada Kitab Allah dan Sunnah NabiNya.
Umat ini pernah memimpin dan mengendalikan dunia selama berabad-abad. Kemudian kepemimpinannya dicabut dan keadaannya berubah dengan mencolok. Musuh-musuhnya mengepungnya, berbagai musibah menimpanya, beragam cobaan dan bencana menderanya secara bertubi-tubi. Realita yang mengenaskan dan kondisi yang memilukan ini telah menggugah hati anak-anak umat ini yang ingin menyongsong masa depan yang cerah. Insya Allah

Pertanyaannya adalah: Apa yang menimpa kita, umat Islam ? Apa yang mendera umat kita sehingga terpuruk dan terhina ? Apa factor-faktor yang membuat umat kita sampai ke titik nadir setelah berada di puncak kejayaan ? Apa yang menyeret umat ini ke jurang yang dalam dan menjerumuskannya ke dasar kenyataan yang sangat dalam.
Jawaban yang disepakati semua orang ialah penyebab semua itu adalah perbuatan dosa dan maksiat. Dan satu hal yang tidak terbantahkan ialah bahwa Allah Subhanahu Wata’ala telah menetapkan sunnatullah (hukum alam) yang berlaku di jagat raya ini dan tidak bisa diganti. Sunnatullah itu berlaku di dalam kehidupan pribadi, umat dan bangsa tanpa bisa dirubah. Maka umat yang berjalan menurut syari’at Allah dan mengikuti jejak Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, pasti akan sampai ke tujuan dan berhasil menggapai cita-cita. Karena Allah Subhanahu Wata’ala senantiasa membimbingnya, menolongnya dan memperhatikannya. Di dunia ini tidak ada seorang pun yang memiliki hubungan nasab atau kerabat dengan Allah Subhanahu Wata’ala. Sebaliknya jika umat ini mengabaikan perintah Allah, melanggar hukum-hukum agamaNya, dan mencampakkan Sunnah RasulNya, pasti Allah akan membuatnya menanjak dijalur yang berat dan sengsara sampai mereka mau kembali kepada agamanya. Betapa hinanya makhluk di mata Allah jika mereka menyia-nyiakan perintahNya, durhaka kepadaNya secara terbuka, dan meremehkan hukum-hukum agamaNya. Setiap azab yang menimpa suatu kaum dulu maupun kini penyebabnya tidak lain adalah perbuatan dosa yang mereka lakukan.

إِنَّ اللهَ لاَيُغَيِّرُ مَابِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَابِأَنفُسِهِمْ

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar-Ra’du :11)

وَمَآأَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا عَن كَثِيرٍ

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS. Asy-Syuraa :30)

Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda, yang artinya :
Sesungguhnya Allah merasa cemburu, dan kecemburuan Allah itu terjadi manakala seorang mukmin melakukan apa yang diharamkan oleh Allah.” ( Shahih Al-Bukhari, 5223 dan Shahih Muslim, 2761 )

Aku melihat dosa membuat hati mati
Dan kecanduannya mewariskan kehinaan
Meninggalkan dosa adalah hidupnya hati
Dan menjauhinya amat baik bagi jiwamu

Wahai umat Islam! Sesungguhnya perbuatan dosa dan maksiat itu memiliki pengaruh yang kuat terhadap kesehatan badan dan hati. Di samping memberikan kesialan yang nyata dalam hidup umat dan bangsa.

Al-Imam Al-Allamah Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah Rahimahullah menyatakan: “Perlu diketahui bahwa perbuatan dosa dan maksiat itu memiliki dampak yang buruk. Dan sudah barang tentu dampak buruknya terasa di dalam hati sebagaimana racun berdampak buruk terhadap tubuh. Bukankah setiap keburukan dan penyakit yang ada di dunia dan Akhirat disebabkan oleh perbuatan dosa dan maksiat ?!

Apa yang membuat Adam dan Hawa harus keluar dari Surga ? Apa yang membuat Iblis diusir dari kerajaan langit, dikutuk, diubah wujud lahir dan batinnya, dan diganti kedudukannya; dari dekat menjadi jauh, dari rahmat menjadi laknat, dari elok menjadi jelek, dan dari Surga menjadi Neraka yang menyala-nyala ?

Apa yang membuat seluruh penduduk bumi tenggelam, bahkan air menutupi puncak-puncak gunung ? Apa yang membuat angin topan menghantam kaum Ad dan membuat mereka mati bergelimpangan di atas tanah laksana batang-batang pohon kurma yang tumbang, serta meluluh lantahkan bangunan, tanaman, pepohonan dan binatang ternak mereka. Sehingga mereka menjadi pelajaran berharga bagi umat-umat lainnya sampai hari Kiamat.?

Apa yang mengirimkan teriakan keras kepada kaum Tsamud hingga memotong-motong jantung yang ada di dalam dada mereka dan membuat mereka mati seketika ?
Apa yang membuat kampung yang dihuni kaum homoseks diangkat ke atas lalu dibalik 180 derajat dan dihunjamkan kembali ke dalam bumi, kemudian diikuti dengan hujan batu panas yang menimpa mereka, dan itu tidak terlalu jauh dari orang-orang yang zhalim.?
Apa yang membuat kaum Syu’aib dikirimi awan azab layaknya naungan, kemudian setelah berada tepat di atas kepala mereka, tiba-tiba awan itu menghujani mereka dengan api yang menyala-nyala ?

Apa yang membuat Fir’aun dan kaumnya tenggelam di lautan, kemudian ruhnya dibawa ke Neraka jahannam; sehingga tubuhnya tenggelam sedangkan ruhnya dibakar di Neraka Jahannam ?

Apa yang membuat kaum-kaum sesudah Nuh ‘Alaihissalam dibinasakan dengan aneka hukuman dan dihancur-leburkan ?

Apa yang membuat Bani Israil diserang oleh orang-orang yang memiliki kekuatan besar, lalu mereka merajalela di tengah-tengah kampung, membunuh para lelaki, menawan anak-anak dan wanita, membakar rumah-rumah, dan menjarah harta benda, kemudian mereka menyerang kembali dan menghancurkan apa saja yang mereka hancurkan ?
Apa yang membuat Bani Israil ditimpa bermacam-macam azab dan hukuman; mulai dari pembunuhan, penawanan, penghancuran negeri, kekejaman penguasa hingga pengubahan wujud mereka menjadi kera dan babi ? Dan pada akhirnya Allah Subhanahu Wata’ala bersumpah dengan firmanNya :

لَيَبْعَثَنَّ عَلَيْهِمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَن يَسُومُهُمْ سُوءَ الْعَذَابِ

Sesungguhnya Dia (Allah) akan mengirim kepada mereka (orang-orang Yahudi) sampai hari kiamat orang-orang yang akan menimpakan kepada mereka azab yang seburuk-buruknya. (QS. Al-A’raf :167)

Ibnul Qoyyim terus menyebut hukuman-hukuman atas perbuatan dosa dan maksiat serta pengaruhnya terhadap hati dan badan di dunia dan Akhirat. Seraya menyitir nash-nash Al-Qur’an dan Hadits, beliau menelusuri kejadian-kejadian yang menimpa berbagai umat dan masa, serta sejarah orang-orang yang mendustakan dan mengingkari firman Allah.
Hukuman-hukuman yang bisa menimpa orang-orang yang berbuat maksiat antara lain: terhalang dari ilmu dan rizki, merasakan kesepian, kesulitan dan kegelapan, lemah hati dan badan, terhalang dari ketaatan, terhapusnya berkah, hina di mata Allah, rusaknya akal, lemahnya tekad, terkuncinya hati, padamnya cahaya cemburu, hilangnya rasa malu, lenyapnya nikmat, datangnya petaka, rasa takut, gentar, gelisah, buta hati, dan datangnya bermacam-macam azab, bencana, hukuman, dan penderitaan hidup di dunia, di dalam kubur dan di Hari Kiamat. Pendek kata, segala macam keburukan dan kerusakan di air, udara, tanam-tanaman, buah-buahan, tempat tinggal, manusia, Negara, darat, angkasa, laut, dunia dan Akhirat, penyebabnya tidak lain adalah perbuatan dosa dan maksiat. Sunnatullah ini telah ditegaskan di dalam Al-Qur’an Al-Karim. Terutama ketika menceritakan tentang umat-umat terdahulu yang mendustakan firman Tuhan. Ini dimaksudkan agar menjadi pelajaran dan peringatan bagi orang yang punya hati, mau mendengar dan menyaksikan apa yang terjadi.

َكُلاًّ أَخَذْنَا بِذَنبِهِ فَمِنْهُم مَّنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُم مَّنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُم مَّنْ خَسَفْنَا بِهِ اْلأَرْضَ وَمِنْهُم مَّنْ أَغْرَقْنَا وَمَاكَانَ اللهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِن كَانُوا أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka diantara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan diantara mereka ada yang ditimpa suara keras yang menguntur, dan diantara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan diantara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (QS. Al-‘Ankabut :40)

Kalau anda berada di dalam nikmat maka peliharlah
Karena perbuatan maksiat bisa melenyapkan nikmat
Pertahankan nikmat itu dengan syukur kepada Tuhan
Karena syukur kepada Tuhan bisa melenyapkan bencana
Ibnu Abbas Radiyallahu ‘anhu berkata: “Sesungguhnya kebajikan itu memiliki sinar di wajah, cahaya di hati, kelapangan di dalam rizki, kekuatan di badan, dan kecintaan di hati makhluk (manusia). Dan sesungguhnya kejahatan itu memiliki kesuraman di wajah, kegelapan di dalam hati dan kubur, kelemahan di badan, kekurangan di dalam rizki, dan kebencian di hati makhluk (manusia).”
Hasan Al-Bashari Radiyallahu ‘anhu berkata: “Walaupun orang-orang yang suka berbuat maksiat itu belagak terhormat, namun kenistaan maksiat tidak bisa lepas dari hati mereka. Allah senantiasa menistakan orang-orang yang durhaka kepadaNya.”
Saudara-saudara seiman dan seakidah! Belum tibalah saatnya bagi umat Islam untuk menyadari bahwa kelemahan, pertikaian, perpecahan dan penindasan musuh yang mereka alami saat ini sesungguhnya disebabkan karena kemaksiatan mereka kepada Allah ? Tidakkah sepatutnya bagi umat Islam yang tengah didera beragam hukuman dalam kehidupan keagamaan maupun keduniawian, secara konkrit maupun secara abstrak, akibat pelanggaran terhadap hal-hal yang di haramkan kepada agamanya yang benar ? kemudian dan menyadari bahwa semua kekacauan yang terjadi di segala bidang kehidupan, perang dahsyat yang terjadi di berbagai belahan bumi, penyakit-penyakit ganas, kelaparan yang mengerikan, banjir yang hebat, gempa bumi, letusan gunung berapi, dan kejadian-kejadian lain yang mengerikan sesungguhnya disebabkan dosa-dosa manusia dan keengganan mereka untuk mengikuti firman Allah.

وَمَن يُعْرِضْ عَن ذِكْرِ رَبِّهِ يَسْلُكْهُ عَذَابًا صَعَدًا

Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan Rabbnya, niscaya akan dimasukkan-Nya ke dalam azab yang amat berat. (QS. Al-Jin :17)

أَفَأَمِنَ الَّذِينَ مَكَرُوا السَّيِّئَاتِ أَن يَخْسِفَ اللهُ بِهِمُ اْلأَرْضَ أَوْ يَأْتِيَهُمُ الْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لاَيَشْعُرُونَ أَوْيَأْخُذَهُمْ فِي تَقَلُّبِهِمْ فَمَاهُمْ بِمُعْجِزِينَ أَوْيَأْخُذَهُمْ عَلَى تَخَوُّفٍ فَإِنَّ رَبَّكُمْ لَرَءُوفٌ رَّحِيمٌ

Maka apakah orang-orang yang membuat makar yang jahat itu, merasa aman (dari bencana) ditenggelamkannya bumi oleh Allah bersama mereka, atau datangnya azab kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari, atau Allah mengazab mereka di waktu mereka dalam perjalanan, maka sekali-kali mereka tidak dapat menolak (azab itu), atau Allah mengazab mereka dengan berangsur-angsur (sampai binasa).Maka sesungguhnya Rabbmu adalah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. (QS. An-Nahl :47)

Ayyuhal muslimun! Tidakkah anda melihat penderitaan dan hukuman yang menimpa berbagai umat dan bangsa di sekitar anda ? bukankah hal itu terjadi akibat perbuatan dosa dan maksiat ? Sesungguhnya perbuatan dosa dan maksiat itu telah merusak banyak Negara. Banyak sekali masyarakat yang tenggelam dalam kehidupan jahiliyah, baik dalam bidang akidah, pemikiran maupun akhlak putra-putrinya. Praktik syirik merajalela dan banyak ditemukan pelanggaran terhadap Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam bentuk praktik bid’ah. Larangan-larangan Allah dilanggar, dosa-dosa besar yang mengundang murka Allah dikerjakan, kefasikan berkembang pesat, kerusakan menyebar di rumah-rumah, jalan-jalan dan pasar-pasar. Dan semua itu berlangsung tanpa ada yang menegur dan merubahnya.

Dan siapa pun tahu seberapa parah kerusakan dan keserba bolehan (permisitisme) yang disiarkan oleh stasiun-stasiun televisi. Allahul musta’an! Kini bahkan ada perbuatan dosa yang dibagga-banggakan oleh sebagian orang. Laa haula wala quwwata illa billah! Sungguh, umat Islam kini benar-benar hidup pada era keterasingan dari Islam, di tengah-tengah para penyeru jahannam. Na’udzu billah! Betapa luas kebesaran Allah terhadap hamba-hambanya! Tidak cukupkah peringatan-peringatan itu bagi anda, wahai hamba-hamba Allah!? Tidak bergunakah pelajaran-pelajaran yang bisa kita petik dari kejadian-kejadian masa lalu maupun masa kini!?

إِنَّ رَبَّكَ لَبِالْمِرْصَادِ

Sesungguhnya Rabbmu benar-benar mengawasi. (QS. Al-Fajr :14)

Masalah ini sangat krusial dan perlu dikaji secara serius oleh umat Islam sekarang pada level pemimpin, ulama’, intelektual, dan aktifitas dakwah dalam rangka menghentikan kemunduran besar-besaran yang membuat umat ini rentan terhadap murka Allah di dunia sebelum di Akhirat.

Inilah kenyataan yang sebenarnya. Sesungguhnya orang-orang yang prihatin terhadap kondisi umat ini benar-benar menggantungkan harapan pada kebangkitan Islam yang baru, gairah keimanan yang benar dan gerakan dakwah yang terpuji yang sedang marak di berbagai kawasan dunia Islam, agar generasi muda Islam mau kembali kepada sumber kejayaan dan kebahagiaan mereka, baik di dunia maupun di Akhirat. Dan itu tidaklah sulit bagi Allah.

بارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ،

KHUTBAH KEDUA

Amma ba’du:
Ibadallah! Bertakwalah kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Ketahuilah bahwa kemaksiatan dapat merusak Negara, membutakan mata hati, menyiksa badan, menistakan umat, merusak jiwa dan mengahancurkan masyarakat.

Ayyuhal ikhwah fillah! Sesungguhnya tanggung jawab untuk mencegah bencana dan dampak buruk perbuatan dosa terhadap individu dan masyarakat berada di pundak setiap muslim. Karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan ditanya tentang kepemimpinannya.” (HR. Al-Bukhari, 2554 dan Muslim, 1829 )

Setiap muslim harus meluruskan dirinya sendiri, memelihara keluarganya, mendidik anak-anaknya untuk mencintai kebajikan dan menjauhi kemungkaran serta berusaha menurut kadar kemampuannya untuk membersihkan masyarakat dan lingkungan sekitarnya dari noda-noda dosa dan maksiat. Karena Allah akan bertanya kepada setiap pemimpin : apakah ia memenuhi kewajibannya ataukah menyia-nyiakannya ? Limpahkanlah rahmatMu kepada kami, Tuhan!

Saudara-saudara sekalian! Ketahuilah bahwa bencana tidak akan turun kecuali karena perbuatan dosa dan tidak akan hilang kecuali dengan taubat. Maka gemuruhkanlah lidah dengan istighfar. Bertaubatlah secara terus-menerus dengan taubat nasuhaa yang memenuhi syarat-syaratnya dan bebas dari penghalang keabsahannya. Mudah-mudahan Allah berkenan memberikan ampunan, menerima taubat dan memaafkan kesalahan. Karena Allah telah menjanjikan hal itu kepada hamba-hambaNya dalam firmanNya:

قُلْ يَاعِبَادِي الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لاَتَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللهِ إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Katakanlah:"Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Az-Zumar :53)

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS. Al-Ahzab :56)

اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللهم اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

SYAIR LAGU "INSYA ALLAH" MAHER ZEIN

on Rabu, 17 Agustus 2011

INSYA ALLAH
Maher Zein & Fadli Padi

ketika kau tak sanggup melangkah
hilang arah dalam kesendirian
tiada mentari bagai malam yang kelam
tiada tempat untuk berlabuh
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
bertahan terus berharap
Allah selalu di sisimu
reff:
Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah ada jalan
Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah ada jalan
every time you commit one more mistake
you feel you can’t repent and that it’s way too late
you’re so confused wrong decisions you have made
haunt your mind and your heart is full of shame
but don’t despair and never lose hope
’cause Allah is always by your side
reff2:
Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah you’ll find a way
Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah ada jalan
turn to Allah He’s never far away
put your trust in Him, raise your hands and pray
oh Ya Allah tuntun langkahku di jalanmu
hanya engkaulah pelitaku
tuntun aku di jalanmu selamanya
reff3:
Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah we’ll find our way
Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah we’ll find our way
repeat reff3 [until fade]